NASKAH MEDIA PEMBELAJARAN


NASKAH MEDIA PEMBELAJARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Media Pembelajaran”


Dosen Pengampu
Zeni Murtafiati Mizani, M. Pd.I

Disusun oleh kelompok 7:   

1.      Afif Ali Mahruz                          [210317438]
2.      Elliya Mallayshiya                       [210317412]
3.      Muhammad Khamim                 [210317441]
4.      Ulfah Uswatun Khasanah          [210317421]

KELAS PAI  M
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kemampuan setiap peserta didik dalam memahami materi memang berbeda-beda. Untuk mengatasi masalah tersebut, pendidik harus menggunakan metode dan media yang bervariasi. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan  pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan hendaknya sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu, guru atau fasilitator perlu mempelajari bagaimana memilih media pembelajaran yang tepat agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi, kenyataannya tidak semua pendidik mampu memilih atau bahkan tidak mampu menggunakan media pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik. Maka pada makalah ini, pemakalah akan sedikit menguraikan apa itu naskah media pembelajaran dan bagaiamana menulis naskah audio, film dan video pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian naskah media pembelajaran?
2.      Bagaimana pengertian treatment?
3.      Bagaimana penulisan naskah audio media pembelajaran
4.      Bagaimana penulisan naskah film dan video media pembelajaran?

C.     Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui  pengertian naskah media pembelajaran.
2.      Mengetahui  pengertian treatment.
3.      Mengetahui  penulisan naskah audio media pembelajaran.
4.      Mengetahui penulisan naskah film dan video media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Naskah Program Media
Dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, tentunya kita membutuhkan sebuah media agar materi intruksional itu dapat disampaikan melalui media itu. Materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media. Naskah adalah bentuk tertulis dari pemikiran seseorang atau kelompok orang yang telah disistemasikan dan dimaksudkan untuk menyampaikan pesan (message) demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.[1] Naskah program media merupakan bentuk penyajian materi intruksional berupa teks, gambar, dan suara serta sebagai penuntun dalam memproduksi program media. Dalam artian naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam merekam suara, memadukan gambar dan suara, memasukkan musik dan FX (effect) sehingga menarik serta mudah diterima.
Naskah untuk program media perlu disusun, karena melalui naskah, tujuan pembelajaran dan materi ajar dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media, sehingga media yang dibuat benar-benar sesuai dengan keperluan. Selain itu, naskah menjadi pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat program.[2] Hal ini akan memudahakan para guru dalam mengelola dan memanfaatkan media sebagai sumber belajar sehingga tidak mengurangi kesesuaian materi ajar dengan media dalam pemanfaatan waktu pembelajaran.
Naskah program media bermacam-macam, tiap-tiap jenis mempunyai bentuk yang berbeda. Tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai penuntun ketika kita memproduksi program media itu. Artinya, naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam.


Pada dasarnya penggunaan media pengajaran bertujuan untuk:
1.      Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk memahami materi pelajaran.
2.      Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi.
3.      Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
4.      Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan.[3]

B.     Treatmen
Sebelum naskah ditulis kita harus menuliskan treatmentnya dulu. Treatment adalah uraian berbentuk esai yang menggambarkan alur penyajian program kita. Dengan membaca treatment ini kita akan dapat mempunyai gambaran tentang urutan visual yang akan nampak pada media serta narasi atau percakapan yang akan menyertai gambar itu. Bila musik dan efek suara akan digunakan, hal tersebut akan tergambar juga dalam treatment ini.[4]
Sebuah treatment yang baik selain memberi gambaran tentang urutan adegan, juga memberikan gambaran suasana atau mood dari program media itu. Treatment ini biasanya digunakan oleh pemesan naskah dan penulis naskah dalam mencari kesesuaian pendapat mengenai alur penyajian program media yang akan diproduksi. Setelah treatment disetujui, treatment tersebut digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan naskah selanjutnya.
Contoh: Program diawali dengan munculnya seorang siswa yang sedang memegang kamera. Dari jauh ia kelihatan sedang mengamati kamera itu, nampaknya sedang mencari-cari sesuatu. Setelah di zoom in ke medium shot nampak jelas bahwa ia sedang mencari-cari bagaimana cara membuka kamera itu untuk mengisi filmnya. Pada saat ia menemukan kunci pembuka itu dan penutup kamera sudah mulai terbuka, gambar di close up pada tangan dan kamera itu. Gambar ditahan dan disuper-impose dengan grafis yang berbunyi “ bagaiman memasang film?” gambar ditahan terus sehingga credit title habis. Dari awal sampai credit title habis musik mengiringi sebagai latar belakang.[5]

C.    Penulisan Naskah Secara Umum
      Dalam tahapan penulisan naskah, format rancangan isi program media ini dituangkan atau dialihkan ke dalam naskah. Ada beberapa langkah dalam pembuatan naskah. Langkah penulisan naskah secara umum mencakup[1] :
1.      Perumusan ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
Ide atau gagasan yang akan dituangkan menjadi program media haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ide atau gagasan itu dapat diambil dari banyak sekali sumber, baik itu dari cerita nyata, cerita fiksi, ataupun berasal dari buku dan sumber-sumber lain.
2.      Pengumpulan data dan informasi (riset)
Pengumpulan data dan informasi atau riset ini sangat diperlukan setelah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan  ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan ditulis. Selain itu pengumpulan data juga dapat dilakukan melalui survei sederhana atau juga terlebih dahulu dilakukan penelitian secara mendalam.
  1. Penulisan outline (kerangka informasi)
Setelah memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul, kemudian membuat kerangka atau outline dari informasi yang akan dituangkan menjadi sebuah script. Outline pada umumnya berisi garis besar informasi yang akan ditulis menjadi sebuah script.


4.      Penulisan sinopsis
Sinopsis atau deskripsi singkat akan membantu memfokuskan perhatian pada pengembangan ide yang telah dipilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat memberi gambaran tentang isi program yang akan dibuat.
5.      Mengidentifikasi garis-garis besar program pembelajaran, GBIP terdiri dari Produk Media, Mata Pelajaran, Sasaran, Durasi, Topik, Tujuan Umum, Tujuan Khusus, Pokok-Pokok Materi dan Sumber.
6.      Penulisan treatment
Treatment adalah uraian berbentuk esai yang menggambarkan alur penyajian program kita. Treatment yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang diperlukan untuk menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi deskripsi yang jelas tentang lokasi, waktu, pemain, adegan dan properti yang akan digunakan. Treatment juga menggambarkan tentang sistematika atau sequence program yang akan diproduksi.
7.      Penulisan naskah (script)
Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang dibuat. Walaupun dalam menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi program. Oleh karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis, penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
8.      Pengkajian naskah atau revisi naskah
Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah harus ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content expert) dan ahli media (media specialist).
 9.      Finalisasi naskah
Finalisasi naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah diserahkan kepada produser dan sutradara untuk diproduksi. Naskah final merupakan hasil revisi terhadap masukan-masukan yang diberikan oleh content expert dan ahli media.
  1. Produksi naskahNaskah program media bermacam-macam. Tiap-tiap jenis mempunyai   bentuk naskah yang berbeda. Tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai penuntun ketika memproduksi program media. Artinya, naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam.

D.     Penulisan Naskah Audio
Audio adalah gelombang suara yang bisa didengar dan dimengerti oleh telinga manusia. Audio membantu menyampaikan informasi dengan lebih bermakna melalui penggunaan suara.[2] Media audio adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atau suara dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra pendengaran. Format audio yang dapat disajikan adalah suara manusia (narative), musik, lagu/vocal, dan sound efect. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasi sehingga ia dapat memvisualkan pesen-pesan yang ingin kita sampaikan. Media audio ini meliputi radio, kaset audio dan laboratorium bahasa.[3]
Dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan komunikasi audio banyak digunakan. Pemanfaaatan media audio dalam pembelajaran dipergunakan dalam:
1.      Pembelajaran musik literari dan kegiatan dokumentasi.
2.      Pembelajaran bahasa asing.
3.      Pembelajaran melalui radio.
Unsur audio juga merupakan unsur penarik perhatian pesert didik agar menyimak isi pesan yang dikomunikasikan.[4]
      Dalam menulis naskah atau skrip program audio, terlebih dahulu harus membuat garis besar jalannya isi naskah yang akan ditulis atau dapat disebut tema naskah yang akan dibuat. Penulisan naskah ini dimaksudkan sebagai penuntun dalam proses perekaman suara.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat akan membuat naskah program audio, diantaranya adalah:
1.       Pesan harus relevan dengan karakteristik kelompok sasaran, tidak hanya satu atau bagi segelintir individu atau kelompok tertentu. Pesan hendaknya memperhatikan kepentingan bersama.
2.      Persoalan adaptasi menjadi hal terpenting karena sebuah pesan harus sesuai dengan karakteristik orang yang berbeda-beda.[5]
Berikut beberapa petunjuk yang perlu dikuti dalam menulis naskah program media audio, seperti yang dikemukakan oleh Arif S. Sadiman:
1. Bahasa yang digunakan dalam media audio adalah bahasa percakapan bukan bahasa tulisan. Kalimat yang digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal dan menggunakan kalimat-kalimat yang pendek.
2.  Musik dalam program audio. Program audio hanya mengandalkan kepada suara saja. Agar pendengar tidak bosan mendengarkan program, maka perlu menggunakan musik dalam program audio.[6]
3.  Daya konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan berkisar antara 25-45 menit dan untuk anak-anak 15-25 menit. Oleh karena itu tidaklah bijaksana bila membuat program audio yang sangat panjang.[7]

Langkah–langkah penulisan naskah audio atau radio, yaitu antara lain:
1.      Menentukan topik siarannya.
2.      Melakukan riset mengenai pokok masalahnya.
3.      Membuat garis besarnya atau bagannya atau sinopsis.
4.      Menulis atau membuat konsep (treatment).
5.      Mengecek konsep (treatment).
6.       Penulisan naskah (script).[8]

 Beberapa istilah teknis yang digunakan dalam naskah audio antara lain:
1.      ANNOUNCER (ANN): pihak yang memberikan informasi tentang suatu acara akan disampaikan. Atau dengan kata lain berfungsi untuk membuka sebuah program audio.
2.      NARRATOR (NAR): fungsinya hampir sama dengan fungsi announcer, namun perbedaannya narrator menginformasikan sajian materi. Jadi narrator sudah berada dalam program.
  1. MUSIK: musik perlu dituliskan dalam naskah, yang menunjukan bahwa pada adegan tersebut perlu disisipkan musik yang sesuai.
  2. SOUND EFFECT (FX): adalah suara-suara yang terdapat dalam program audio untuk mendukung terciptanya suasana atau situasi tertentu. Sound effect dapat berupa suara alamiah, atau sengaja dibuat dengan manipulasi tertentu.
  3. FADE IN DAN FADE OUT: adalah simbol yang berarti bahwa pada adegan tersebut musik masuk secara perlahan (fade in) dan jika musik sedang berjalan maka hilangnnya pun secara perlahan (fade out)
  4. OFF MIKE: situasi dimana suara ditimbulkan seolah-olah dari kejauhan. Untuk menimbulkan efek ini sumber suara harus menjauhi mike.
  5. IN-UP-DOWN-UNDER-OUT: simbol ini menjelaskan bahwa musik masuk secara perlahan (IN), kemudian naik (UP) setelah musik naik secara optimal maka kembali turun secara cepat (DOWN), kemudian musik perlahan rendah dan terus bertahan rendah selama beberapa menit (UNDER) sampai akhirnya musik perlahan menghilang (OUT).[9]

E.    Penulisan Naskah Film Bingkai (Visual)
     Media visual atau media grafis (seperti gambar, poster, grafik, diagram, karikatur, komik) adalah media yang dihasilkan dengan cara dicetak melalui teknik manual atau dibuat dengan cara menggambarkan atau melukis, teknik printing, sablon, atau offset, sehingga media ini disebut juga sebagai printed material atau bahan-bahan yang tercetak. Ada beberapa macam bentuk naskah program media visual, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, yaitu sebagai penuntun dan usaha memproduksi media pembelajaran. Naskah program media visual terdiri dari urutan gambar, caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat kamera. Prosedur umum dalam merancang naskah media visual dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut[10]:
1.    Pertama, mengidentifikasi program, dalam hal ini tentukanlah: nama mata pelajaran (Tema), pokok bahasan dan sub pokok bahasan (Sub tema),        tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan, dan sasaran (siswa       yang akan menggunakan: kelas, semester).
2.    Kedua, mengkaji literature, dalam membuat media visual ini guru    selanjutnya menentukan isi materi yang akan disajikan pada media           tersebut. Menentukan isi yang akan disajikan pada media cetak dan media      presentasi bukan memindahkan semua isi dalam buku teks, namun perlu      dikemas sedemikian rupa sehingga materi dapat divisualisasikan lebih       tepat, merangkum materi yang disampaikan, jelas dan menarik minat dan             perhatian siswa.
3.    Ketiga, membuat naskah. Naskah untuk media visual berisi sketsa visual     yang akan ditampilkan berisi objek gambar, grafik, diagram, objek foto           dan isi pesan visual dalam bentuk teks. Naskah untuk media presentasi             berupa storyboard dengan format double kolom berisi kolom visual yang    diisi dengan semua tampilan dan bentuk visual dan kolom narasi.
4.    Keempat, kegiatan produksi. Media cetak dapat dibuat secara manual atau             menggunakan computer. Cara manual berarti diperlukan keterampilan      khusus untuk menggambar, melukis atau membuat dekorasi objek grafis.         Bahan-bahan yang diperlukan seperti kanvas/kertas, cat air, kuas, minyak,   spon, berbagai bentuk bahan, dan lain-lain. Cara kedua menggunakan computer grafis menggunakan software aplikasi penggunaan gambar dan dicetak dengan printer warna.
Beberapa istilah teknis dalam naskah film bingkai, diantaranya:
1.      Close Up
Yaitu gambar diambil dari jarak dekat, biasanya hanya sebagian kecil dari obyeknya saja yang termasuk kamera.
2.      Extreme close UP (ECU/XCU)
Yaitu lebih dekat dari pengambilan gambar untuk CU. Yang masuk kamera mungkin hanya hidung dan bibirnya saja atau ujung/ tumit sepatunya.
3.      Medium Shot (MS)
gabar diambil dari jarak sedang . kalau objeknya orang, separuh badanya terkena.
4.      Long Shot (LS)
gambar diambik dari jarak jauh. Sebelum obyek terkena, latar belakang objek itu pun terkena juga.



5.      Extreme long (Shot (ELS/XLS)
gambar diambil dari jarak lebih jauh lagi. Yang dipentingkan bukan mengambil objeknya tetapi latar belakang objek itu. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek itu terhadap lingkungannya.
6.      Low angle
diambil dari bawah. Dilakukan untuk mem[eroleh gambar yang memberi kesan berwibawa, kuat atau dominan.

7.      High angle
diambill dari atas. Dilakukan untuk memperoleh gambar yang memberi kesan kecil.
8.      Eye level
kamera setinggi mata objek yang difoto. Memberi kesan wajar.[11]

F.    Penulisan Naskah Video (Audio Visual)
Berbeda dengan media audio, film dan video merupakan program media audio visual. Unsur suara yang ditampilkan berupa narasi, dialog, sound effect dan musik. Sedangkan untuk unsur visual berupa gambar atau foto diam, gambar bergerak animasi dan teks. Penulisan naskah film maupun video dimulai dengan identifikasi topik atau gagasan. Konsep tersebut dikembangkan dan dijadikan naskah untuk diproduksi menjadi program film atau video. Secara bertahap pembuatannya dimulai dari pembuatan sinopsis, treatment, storyboard atau perangkat gambar cerita, skrip atau naskah program dan scenario/naskah produksi.[12]
Dalam pembuatan naskah media audio visual ada beberapa tahapan yang harus dilalui dianratanya sebagai berikut:
1.      Sinopsis/Story Line
Sinopsis adalah ringkasan cerita/film menjadi bentuk pemendekan dari sebuah film dengan tetap memperhatikan unsur-unsur cerminan film tersebut. Membuat sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan film panjang dalam bentuk yang singkat. Dalam praktik, sinopsis digunakan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema yang akan digarap. Tujuannya agar mempermudah pemesan menangkap konsepnya.
2.      Treatment
Memberikan uraian secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu rangkaian peristiwa instruksional nantinya akan digarap sebagai ilustrasi pembanding.
3.      Storyboard
Storyboard adalah rangkaian peristiwa yang dituliskan dalam treatment kemudian divisualkan pada kartu lebih kruang 8 x 12 cm. Tujuannya untuk mempermudah mengatur garis cerita (plot), apakah arus ceritanya lancar dengan momen pengambilan (shots).
4.      Skrip atau naskah program
Dalam pembuatan program film maupun video, skrip atau naskah program media merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi penuturan menuju perilaku belajar yang ingin dicapai.
5.      Skenario
Terdapat perbedaan pendekatan antara film dan video dalam skenarionya, jika film pendekatannya filmnya berpindah-pindah bersifat cut-to-cut sedangkan video mempunyai transisional dan bersifat sekuensial.[13]

Adapun istilah yang digunakan dalam penulisan naskah audio visual merupakan gabungan dari istilah dalam penulisan naskah audio dan penulisan naskah visual.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan:
1.      Naskah program media merupakan bentuk penyajian materi intruksional berupa teks, gambar, dan suara serta sebagai penuntun dalam memproduksi program media
2.      Treatment adalah uraian berbentuk esei yang menggambarkan alur penyajian program. Dengan membaca treatment ini, kita akan dapat mempunyai gambaran tentang urutan visual yang akan nampak pada media serta narasi atau percakapan yang akan menyertai gambar.
3.       Penulisan naskah audio dalam media pembelajaran hendaknya menggunakan  bahasa percakapan, bukan bahasa tulisan. Kalimat yang digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal dan menggunakan kalimat-kalimat yang pendek. Program audio hanya mengandalkan suara saja. Agar pendengar tidak bosan mendengarkan program, maka perlu menggunakan musik dalam program audio. Daya konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan berkisar antara 25-45 menit dan untuk anak-anak 15-25 menit. Oleh karena itu tidaklah bijaksana bila membuat program audio yang sangat panjang.
4.      Penulisan naskah media visual dalam pembelajaran meliputi: mengidentifikasi program, mengkaji literature, membuat naskah, kegiatan produksi.
5.      Dalam penulisan naskah media audio visual ada beberapa tahapan yang harus dilalui dianratanya sebagai berikut : Sinopsis / Story Line, treatment, strory board, skrip/ naskah program, dan skenario.





Daftar Pustaka

Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. 2011.



Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010.

Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dlam pendidikan. Bandung: Alfabeta 2013.

Sadiman, Sadiman, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2011.

Syah, Darwyn, dkk. Perencanaan Sistim Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:


[2] Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,  2013), 267.
[3] Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran,  99.
[4] Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 287.
[5] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,  2010),  77.
[6] Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1990), 118.
[7] Ibid, 120.
                [8]https://www.academia.edu/7365604/SCRIPT_NASKAH_DAN_RANCANGAN_ISI_PROGRAM_MEDIA_PEMBELAJARAN. Terakhir diakses pada 01 Maret 2019, pukul 10.00.
[9] Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, 103.
                [10]https://www.academia.edu/7365604/SCRIPT_NASKAH_DAN_RANCANGAN_ISI_PROGRAM_MEDIA_PEMBELAJARAN. Terakhir diakses pada 01 Maret 2019, pukul 10.00.
[11] http://merahberseri.blogspot.com/2013/07/penulisan-naskah.html, Terakhir diakses pada 01 Maret 2019, pukul 09.40.
[12] Ibid, 156.
[13] Ibid.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN