NASKAH MEDIA PEMBELAJARAN
NASKAH
MEDIA PEMBELAJARAN
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Media
Pembelajaran”
Dosen
Pengampu
Zeni Murtafiati Mizani, M. Pd.I
Disusun oleh kelompok 7:
1.
Afif Ali Mahruz [210317438]
2.
Elliya Mallayshiya [210317412]
3.
Muhammad Khamim [210317441]
4.
Ulfah Uswatun Khasanah [210317421]
KELAS PAI M
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemampuan
setiap peserta didik dalam memahami materi memang berbeda-beda. Untuk mengatasi
masalah tersebut, pendidik harus menggunakan metode dan media yang bervariasi.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran
yang
digunakan hendaknya sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Oleh karena
itu, guru atau fasilitator perlu mempelajari
bagaimana memilih media pembelajaran yang tepat agar
dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar. Akan tetapi, kenyataannya tidak semua pendidik mampu memilih atau
bahkan tidak mampu menggunakan media pembelajaran yang dibutuhkan peserta
didik. Maka pada makalah ini, pemakalah akan sedikit menguraikan apa itu naskah
media pembelajaran dan bagaiamana menulis naskah audio, film dan video
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian naskah media pembelajaran?
2.
Bagaimana
pengertian treatment?
3.
Bagaimana
penulisan naskah audio media pembelajaran
4.
Bagaimana
penulisan naskah film dan video media pembelajaran?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui pengertian naskah media pembelajaran.
2.
Mengetahui pengertian treatment.
3.
Mengetahui penulisan naskah audio media pembelajaran.
4.
Mengetahui
penulisan naskah film dan video media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Naskah Program Media
Dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik, tentunya kita membutuhkan sebuah media agar materi
intruksional itu dapat disampaikan melalui media itu. Materi tersebut perlu
dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah adalah bentuk tertulis dari pemikiran seseorang atau kelompok orang yang
telah disistemasikan dan dimaksudkan untuk menyampaikan pesan (message)
demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.[1] Naskah program media merupakan bentuk penyajian materi intruksional
berupa teks, gambar, dan suara serta sebagai penuntun dalam memproduksi program
media. Dalam artian naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam merekam suara,
memadukan gambar dan suara, memasukkan musik dan FX (effect) sehingga
menarik serta mudah diterima.
Naskah
untuk program media perlu disusun, karena melalui naskah, tujuan pembelajaran
dan materi ajar dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media, sehingga
media yang dibuat benar-benar sesuai dengan keperluan. Selain itu, naskah
menjadi pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat program.[2]
Hal ini akan memudahakan para guru dalam mengelola dan memanfaatkan media
sebagai sumber belajar sehingga tidak mengurangi kesesuaian materi ajar dengan
media dalam pemanfaatan waktu pembelajaran.
Naskah
program media bermacam-macam, tiap-tiap jenis mempunyai bentuk yang berbeda.
Tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai penuntun
ketika kita memproduksi program media itu. Artinya, naskah tersebut menjadi
penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi
urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara
yang harus direkam.
Pada
dasarnya penggunaan media pengajaran bertujuan untuk:
1. Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk memahami materi pelajaran.
2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi.
3. Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
4.
Menciptakan situasi
belajar yang tidak mudah dilupakan.[3]
B.
Treatmen
Sebelum naskah ditulis
kita harus menuliskan treatmentnya dulu. Treatment adalah uraian berbentuk esai
yang menggambarkan alur penyajian program kita. Dengan membaca treatment ini
kita akan dapat mempunyai gambaran tentang urutan visual yang akan nampak pada
media serta narasi atau percakapan yang akan menyertai gambar itu. Bila musik
dan efek suara akan digunakan, hal tersebut akan tergambar juga dalam treatment
ini.[4]
Sebuah treatment yang
baik selain memberi gambaran tentang urutan adegan, juga memberikan gambaran
suasana atau mood dari program media itu. Treatment ini biasanya
digunakan oleh pemesan naskah dan penulis naskah dalam mencari kesesuaian
pendapat mengenai alur penyajian program media yang akan diproduksi. Setelah
treatment disetujui, treatment tersebut digunakan sebagai pedoman dalam
pengembangan naskah selanjutnya.
Contoh: Program diawali
dengan munculnya seorang siswa yang sedang memegang kamera. Dari jauh ia
kelihatan sedang mengamati kamera itu, nampaknya sedang mencari-cari sesuatu.
Setelah di zoom in ke medium shot nampak jelas bahwa ia sedang
mencari-cari bagaimana cara membuka kamera itu untuk mengisi filmnya. Pada saat
ia menemukan kunci pembuka itu dan penutup kamera sudah mulai terbuka, gambar
di close up pada tangan dan kamera itu. Gambar ditahan dan disuper-impose
dengan grafis yang berbunyi “ bagaiman memasang film?” gambar ditahan terus
sehingga credit title habis. Dari awal sampai credit title habis
musik mengiringi sebagai latar belakang.[5]
C.
Penulisan Naskah Secara Umum
Dalam
tahapan penulisan naskah, format rancangan isi program media ini dituangkan
atau dialihkan ke dalam naskah. Ada beberapa langkah dalam pembuatan naskah.
Langkah penulisan naskah secara umum mencakup[1] :
1. Perumusan ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
Ide atau gagasan yang akan dituangkan menjadi program media
haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ide atau
gagasan itu dapat diambil dari banyak sekali sumber, baik itu dari cerita
nyata, cerita fiksi, ataupun berasal dari buku dan sumber-sumber lain.
2. Pengumpulan data dan informasi (riset)
Pengumpulan data dan informasi atau riset ini sangat diperlukan
setelah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Riset
dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan mengumpulkan informasi
yang terkait dengan naskah yang akan
ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi
lain dan orang atau narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang
isi atau substansi yang akan ditulis. Selain itu pengumpulan data juga dapat
dilakukan melalui survei sederhana atau juga terlebih dahulu dilakukan
penelitian secara mendalam.
- Penulisan outline (kerangka informasi)
Setelah memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul,
kemudian membuat kerangka atau outline
dari informasi yang akan dituangkan menjadi sebuah script. Outline pada umumnya
berisi garis besar informasi yang akan ditulis menjadi sebuah script.
4. Penulisan sinopsis
Sinopsis atau deskripsi singkat akan membantu memfokuskan perhatian
pada pengembangan ide yang telah dipilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus
jelas sehingga dapat memberi gambaran tentang isi program yang akan dibuat.
5.
Mengidentifikasi
garis-garis besar program pembelajaran, GBIP terdiri dari Produk Media, Mata
Pelajaran, Sasaran, Durasi, Topik, Tujuan Umum, Tujuan Khusus, Pokok-Pokok
Materi dan Sumber.
6.
Penulisan
treatment
Treatment adalah
uraian berbentuk esai yang menggambarkan alur penyajian program kita.
Treatment yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang
diperlukan untuk menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi
deskripsi yang jelas tentang lokasi, waktu, pemain, adegan dan properti yang
akan digunakan. Treatment juga menggambarkan tentang sistematika atau
sequence program yang akan diproduksi.
7.
Penulisan
naskah (script)
Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang dibuat. Walaupun dalam
menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya perubahan yang
dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat substantif. Perubahan
sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi program. Oleh karena
itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis, penulis harus memperhatikan
kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
8. Pengkajian naskah atau revisi naskah
Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat
kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah harus
ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content expert)
dan ahli media (media specialist).
9. Finalisasi naskah
Finalisasi naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah diserahkan
kepada produser dan sutradara untuk diproduksi. Naskah final merupakan hasil
revisi terhadap masukan-masukan yang diberikan oleh content expert dan
ahli media.
- Produksi naskahNaskah program media bermacam-macam. Tiap-tiap jenis mempunyai bentuk naskah yang berbeda. Tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai penuntun ketika memproduksi program media. Artinya, naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam.
D.
Penulisan Naskah Audio
Audio adalah
gelombang suara yang bisa didengar dan dimengerti oleh telinga manusia. Audio
membantu menyampaikan informasi dengan lebih bermakna melalui penggunaan suara.[2] Media
audio adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atau suara dan
untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra pendengaran. Format audio
yang dapat disajikan adalah suara manusia (narative), musik, lagu/vocal, dan sound
efect. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini
dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Kita dapat merangsang
pendengar untuk menggunakan daya imajinasi sehingga ia dapat memvisualkan
pesen-pesan yang ingin kita sampaikan. Media audio ini meliputi radio, kaset
audio dan laboratorium bahasa.[3]
Dalam kegiatan
pembelajaran, penggunaan komunikasi audio banyak digunakan. Pemanfaaatan media
audio dalam pembelajaran dipergunakan dalam:
1.
Pembelajaran
musik literari dan kegiatan dokumentasi.
2.
Pembelajaran
bahasa asing.
3.
Pembelajaran
melalui radio.
Unsur audio juga merupakan unsur penarik perhatian pesert didik
agar menyimak isi pesan yang dikomunikasikan.[4]
Dalam menulis naskah atau skrip program audio, terlebih dahulu harus
membuat garis besar jalannya isi naskah yang akan ditulis atau dapat disebut
tema naskah yang akan dibuat. Penulisan naskah ini dimaksudkan sebagai penuntun
dalam proses perekaman suara.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat akan membuat naskah
program audio, diantaranya adalah:
1. Pesan harus relevan dengan
karakteristik kelompok sasaran, tidak hanya satu atau bagi segelintir individu
atau kelompok tertentu. Pesan hendaknya memperhatikan kepentingan bersama.
2. Persoalan adaptasi menjadi hal terpenting karena sebuah pesan harus sesuai
dengan karakteristik orang yang berbeda-beda.[5]
Berikut
beberapa petunjuk yang perlu dikuti dalam menulis naskah program media audio,
seperti yang dikemukakan oleh Arif S. Sadiman:
1. Bahasa yang digunakan dalam media
audio adalah bahasa percakapan bukan bahasa tulisan. Kalimat yang digunakan
sedapat mungkin kalimat tunggal dan menggunakan kalimat-kalimat yang pendek.
2. Musik dalam program audio. Program audio hanya
mengandalkan kepada suara saja. Agar pendengar tidak bosan mendengarkan
program, maka perlu menggunakan musik dalam program audio.[6]
3. Daya konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan
berkisar antara 25-45 menit dan untuk anak-anak 15-25 menit. Oleh karena itu
tidaklah bijaksana bila membuat program audio yang sangat panjang.[7]
Langkah–langkah penulisan naskah
audio atau radio, yaitu antara lain:
1.
Menentukan
topik siarannya.
2.
Melakukan
riset mengenai pokok masalahnya.
3.
Membuat
garis besarnya atau bagannya atau sinopsis.
4.
Menulis
atau membuat konsep (treatment).
5.
Mengecek
konsep (treatment).
6.
Penulisan
naskah (script).[8]
Beberapa istilah teknis
yang digunakan dalam naskah audio antara lain:
1.
ANNOUNCER (ANN): pihak
yang memberikan informasi tentang suatu acara akan disampaikan. Atau dengan
kata lain berfungsi untuk membuka sebuah program audio.
2.
NARRATOR (NAR):
fungsinya hampir sama dengan fungsi announcer, namun perbedaannya narrator
menginformasikan sajian materi. Jadi narrator sudah berada dalam program.
- MUSIK: musik perlu dituliskan dalam naskah, yang menunjukan bahwa pada adegan tersebut perlu disisipkan musik yang sesuai.
- SOUND EFFECT (FX): adalah suara-suara yang terdapat dalam program audio untuk mendukung terciptanya suasana atau situasi tertentu. Sound effect dapat berupa suara alamiah, atau sengaja dibuat dengan manipulasi tertentu.
- FADE IN DAN FADE OUT: adalah simbol yang berarti bahwa pada adegan tersebut musik masuk secara perlahan (fade in) dan jika musik sedang berjalan maka hilangnnya pun secara perlahan (fade out)
- OFF MIKE: situasi dimana suara ditimbulkan seolah-olah dari kejauhan. Untuk menimbulkan efek ini sumber suara harus menjauhi mike.
- IN-UP-DOWN-UNDER-OUT: simbol ini menjelaskan bahwa musik masuk secara perlahan (IN), kemudian naik (UP) setelah musik naik secara optimal maka kembali turun secara cepat (DOWN), kemudian musik perlahan rendah dan terus bertahan rendah selama beberapa menit (UNDER) sampai akhirnya musik perlahan menghilang (OUT).[9]
E.
Penulisan Naskah Film Bingkai (Visual)
Media visual
atau media grafis (seperti gambar, poster, grafik, diagram, karikatur, komik)
adalah media yang dihasilkan dengan cara dicetak melalui teknik manual atau
dibuat dengan cara menggambarkan atau melukis, teknik printing, sablon, atau
offset, sehingga media ini disebut juga sebagai printed material atau
bahan-bahan yang tercetak. Ada beberapa macam bentuk naskah program media
visual, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, yaitu sebagai
penuntun dan usaha memproduksi media pembelajaran. Naskah program media visual
terdiri dari urutan gambar, caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat
kamera. Prosedur umum dalam merancang naskah media visual dapat dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut[10]:
1. Pertama, mengidentifikasi
program, dalam hal ini tentukanlah: nama mata pelajaran
(Tema), pokok bahasan dan sub pokok bahasan (Sub tema), tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan, dan
sasaran (siswa yang akan
menggunakan: kelas, semester).
2. Kedua, mengkaji
literature, dalam membuat media visual ini guru selanjutnya menentukan isi materi yang akan disajikan pada media tersebut. Menentukan isi yang akan
disajikan pada media cetak dan media presentasi
bukan memindahkan semua isi dalam buku teks, namun perlu dikemas sedemikian rupa sehingga materi
dapat divisualisasikan lebih tepat,
merangkum materi yang disampaikan, jelas dan menarik minat dan perhatian siswa.
3. Ketiga, membuat naskah.
Naskah untuk media visual berisi sketsa visual yang
akan ditampilkan berisi objek gambar, grafik, diagram, objek foto dan isi pesan visual dalam bentuk
teks. Naskah untuk media presentasi berupa
storyboard dengan format double kolom berisi kolom visual yang diisi dengan semua tampilan dan bentuk visual
dan kolom narasi.
4. Keempat, kegiatan
produksi. Media cetak dapat dibuat secara manual atau menggunakan computer. Cara manual berarti diperlukan
keterampilan khusus untuk menggambar,
melukis atau membuat dekorasi objek grafis. Bahan-bahan
yang diperlukan seperti kanvas/kertas, cat air, kuas, minyak, spon, berbagai bentuk bahan, dan lain-lain.
Cara kedua menggunakan computer grafis
menggunakan software aplikasi penggunaan gambar dan dicetak dengan printer warna.
Beberapa istilah teknis
dalam naskah film bingkai, diantaranya:
1. Close Up
Yaitu gambar
diambil dari jarak dekat, biasanya hanya sebagian kecil dari obyeknya saja yang
termasuk kamera.
2.
Extreme
close UP (ECU/XCU)
Yaitu lebih
dekat dari pengambilan gambar untuk CU. Yang masuk kamera mungkin hanya hidung
dan bibirnya saja atau ujung/ tumit sepatunya.
3.
Medium
Shot (MS)
gabar diambil
dari jarak sedang . kalau objeknya orang, separuh badanya terkena.
4.
Long
Shot (LS)
gambar diambik
dari jarak jauh. Sebelum obyek terkena, latar belakang objek itu pun terkena
juga.
5.
Extreme
long (Shot (ELS/XLS)
gambar diambil
dari jarak lebih jauh lagi. Yang dipentingkan bukan mengambil objeknya tetapi
latar belakang objek itu. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek itu
terhadap lingkungannya.
6.
Low
angle
diambil dari
bawah. Dilakukan untuk mem[eroleh gambar yang memberi kesan berwibawa, kuat
atau dominan.
7.
High
angle
diambill dari
atas. Dilakukan untuk memperoleh gambar yang memberi kesan kecil.
8.
Eye
level
kamera setinggi
mata objek yang difoto. Memberi kesan wajar.[11]
F.
Penulisan Naskah Video (Audio Visual)
Berbeda dengan media audio, film dan video merupakan program media
audio visual. Unsur suara yang ditampilkan berupa narasi, dialog,
sound effect dan musik. Sedangkan untuk unsur visual berupa gambar atau foto
diam, gambar bergerak animasi dan teks. Penulisan naskah film maupun video
dimulai dengan identifikasi topik atau gagasan. Konsep tersebut dikembangkan
dan dijadikan naskah untuk diproduksi menjadi program film atau video. Secara
bertahap pembuatannya dimulai dari pembuatan sinopsis, treatment, storyboard
atau perangkat gambar cerita, skrip atau naskah program dan scenario/naskah
produksi.[12]
Dalam pembuatan naskah media audio visual ada
beberapa tahapan yang harus dilalui dianratanya sebagai berikut:
1. Sinopsis/Story Line
Sinopsis adalah
ringkasan cerita/film menjadi bentuk pemendekan dari sebuah film dengan tetap
memperhatikan unsur-unsur cerminan film tersebut. Membuat sinopsis merupakan
suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan film panjang dalam bentuk
yang singkat. Dalam praktik, sinopsis digunakan untuk memberikan gambaran
secara ringkas dan padat tentang tema yang akan digarap. Tujuannya agar
mempermudah pemesan menangkap konsepnya.
2. Treatment
Memberikan uraian
secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu rangkaian peristiwa
instruksional nantinya akan digarap sebagai ilustrasi pembanding.
3. Storyboard
Storyboard adalah
rangkaian peristiwa yang dituliskan dalam treatment kemudian divisualkan pada
kartu lebih kruang 8 x 12 cm. Tujuannya untuk mempermudah mengatur garis cerita
(plot), apakah arus ceritanya lancar dengan momen pengambilan (shots).
4. Skrip atau naskah program
Dalam pembuatan program
film maupun video, skrip atau naskah program media merupakan daftar rangkaian
peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi penuturan
menuju perilaku belajar yang ingin dicapai.
5. Skenario
Terdapat perbedaan
pendekatan antara film dan video dalam skenarionya, jika film pendekatannya
filmnya berpindah-pindah bersifat cut-to-cut sedangkan video mempunyai
transisional dan bersifat sekuensial.[13]
Adapun istilah yang
digunakan dalam penulisan naskah audio visual merupakan gabungan dari istilah
dalam penulisan naskah audio dan penulisan naskah visual.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan:
1. Naskah program media merupakan bentuk penyajian materi intruksional
berupa teks, gambar, dan suara serta sebagai penuntun dalam memproduksi program
media
2. Treatment adalah uraian berbentuk esei yang menggambarkan alur penyajian
program. Dengan membaca treatment ini, kita akan dapat mempunyai gambaran
tentang urutan visual yang akan nampak pada media serta narasi atau percakapan
yang akan menyertai gambar.
3.
Penulisan
naskah audio dalam media pembelajaran hendaknya menggunakan bahasa percakapan, bukan bahasa tulisan.
Kalimat yang digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal dan menggunakan
kalimat-kalimat yang pendek. Program audio hanya mengandalkan suara saja. Agar
pendengar tidak bosan mendengarkan program, maka perlu menggunakan musik dalam
program audio. Daya konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan berkisar antara
25-45 menit dan untuk anak-anak 15-25 menit. Oleh karena itu tidaklah bijaksana
bila membuat program audio yang sangat panjang.
4. Penulisan naskah media visual dalam pembelajaran meliputi: mengidentifikasi
program, mengkaji literature, membuat naskah, kegiatan produksi.
5. Dalam penulisan naskah media audio visual ada
beberapa tahapan yang harus dilalui dianratanya sebagai berikut : Sinopsis / Story Line, treatment, strory board, skrip/ naskah program, dan
skenario.
Daftar
Pustaka
Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada Press. 2011.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press. 2010.
Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dlam pendidikan. Bandung:
Alfabeta 2013.
Sadiman,
Sadiman, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2011.
[1]https://www.academia.edu/7365604/SCRIPT_NASKAH_DAN_RANCANGAN_ISI_PROGRAM_MEDIA_PEMBELAJARAN.
Terakhir diakses pada 01 Maret 2019, pukul 10.00.
[2] Munir, Multimedia
Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), 267.
[3] Rayandra
Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, 99.
[4] Munir, Multimedia
Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, 287.
[5] Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010),
77.
[6] Arif S. Sadiman,
dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1990), 118.
[7] Ibid, 120.
[8]https://www.academia.edu/7365604/SCRIPT_NASKAH_DAN_RANCANGAN_ISI_PROGRAM_MEDIA_PEMBELAJARAN.
Terakhir diakses pada 01 Maret 2019, pukul 10.00.
[9] Rayandra
Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, 103.
[10]https://www.academia.edu/7365604/SCRIPT_NASKAH_DAN_RANCANGAN_ISI_PROGRAM_MEDIA_PEMBELAJARAN.
Terakhir diakses pada 01 Maret 2019, pukul 10.00.
[11]
http://merahberseri.blogspot.com/2013/07/penulisan-naskah.html,
Terakhir diakses pada 01 Maret 2019, pukul 09.40.
[12]
Ibid, 156.
[13]
Ibid.
Komentar
Posting Komentar